Jumat, 30 Oktober 2009

GURU DAN SEKOLAH IDEAL

1.Kriteria ideal sekolah / guru dan renstran sekolah masing-masing.
A. Sekolah yang berkualitas ditandai oleh beberapa criteria atau ciri-ciri sebagai berikut :
1. Lulusan
Angka lulusan atau out put dari sekolah yang berkualitas dari tahun ke tahun selalu meningkat baik angka lulusannya maupun nilai yang diperoleh siswanya. Angka minimal lulusannya adalah di atas 99 % dan meningkat setiap tahunnya, rata-rata angka lulusannyapun selalu di atas sekolah-sekolah lain. Bahkan nilai perolehan siswa-siswanya minimal memperoleh nilai di atas 90 dan 10 % siswanya memperoleh nilai sempurna untuk ujian nasional.
Lulusan sekolah yang berkualitas dapat diterima di sekolah atau perguruan tinggi yang terkenal, unggul dan terkemuka dan prestasi siswanya setelah sekolah di tingkat yang lebih tinggi tetap terjaga dan memperoleh hasil yang memuaskan. Lulusan dari sekolah yang berkualitas jika melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi tidak akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pembelajaran di sekolah lain.
Lulusan sekolah yang berkualitas akan mudah mencari pekerjaan atau usaha sendiri. Mereka yang sudah bekerja akan cepat beradaptasi dengan kondisi dan situasi di mana mereka kerja. Mereka akan memperlihatkan etos kerja yang memuaskan dan berdedikasi tinggi karena mereka sudah terlatih dalam system persekolahan ketika masih sekolah.
Dalam bersosialisasi di masyarakat, lulusan dari sekolah berkualitas tidak akan mengalami kesulitan, dan bahkan mungkin di antara mereka ada yang menjadi pengurus organisasi ataupn kegiatan kemasyarakat. Dalam kaitanya dengan keagamaan lulusan dari sekolah berkualitas juga sangat baik, karena ketika masih sekolah sudah dibiasakan dengan budaya taat menjalankan ajaran agama masing-masing.
2.Penerimaan Siswa Baru (PSB)
Sekolah yang berkualitas pada saat proses penerimaan siswa baru akan memiliki peminat yang sangat banyak bahkan melimpah jauh lebih banyak dibandingkan dengan sekolah lain. Dalam hal PSB sekolah berkualitas akan melaksanakan berbagai seleksi untuk menjaring calon siswa secara ketat dengan berbagai proses tes. Peminat PSB pada sekolah berkualitas dari tahun ke tahun juga akan meningkat.Dalam proses seleksi sekolah berkualitas akan mendapatkan calon siswa yang memenuhi criteria yang ditentukan oleh pihak sekolah.
3.Ketenagaan
Sekolah yang berkualitas akan didukung oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang memadai dan berkualitas. Tenaga pendidik dan kependidikan yang berkualitas memiliki kompetensi professional,sehat secara rohani maupun jasmani,disiplin kerja yang tinggi dengan etos kerja bertanggungjawab,taat menjalankan ajaran agamanya,berwibawa dan dihormati warga sekolah yang lain, menjalin hubungan yang harmonis dengan semua stakeholder pendidikan, memiliki kompetensi kepribadian dan social,mengutamakan pelayanan yang standar.



4.Sarana dan Prasarana
Sekolah yang berkualitas juga sangat dipengaruhi oleh ketersedian sarana dan prasarana pendidikan yaitu sarana berupa gedung sekolah yang representative,halaman dan tempat bermaian yang memadai bagi usaha pengembangan sekolah, memiliki ruang belajar yang sesuai dengan jumlah siswa, memiliki sarana pendukung yang cukup seperti, laboratorium untuk semua mata pelajaran, gedung serba guna, perpustakaan,UKS, koperasi,kantin dan sarana pendukung lainnya.
5.Berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik, baik ditingkat local, nasional dan bahkan internasional.
6. Memiliki program usaha peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan.
B. Kriteria ideal guru adalah :
1. Memiliki kompetensi professional dengan ijazah keguruan
Kompetensi profesional yakni seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan berkualitas. Untuk dapat memiliki kompetensi professional, seorang guru harus memiliki kualifikasi pendidikan, yang cukup khususnya yang berkaitan tentang ilmu pendidikan. Seorang guru tidak hanya menguasi materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan tetapi harus menguasi cara-cara atau teknik pembelajaran yang bermutu, memahami dan dapat menerapkan penggunaan media pembelajaran, mengetahui dan dapat menggunakan alat evaluasi/penilaian yang tepat.
Dalam hal kualifikasi pendidikan, sebaiknya guru yang bukan dari kependidikan harus disekolahkan kembali untuk membekali ilmu pendidikan sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara professional. Untuk pengangkatan guru baru, persyaratan kualifikasi pendidikan harus diutamakan sehingga tidak ada lagi guru yang hanya bisa mentrasnfer ilmu atau pengetahuan kepada siswa.
Guru harus berijazah kependidkan yaitu kepemilikan ijazah yang dapat memberi wewenang untuk menjalankan tugas sebagai seorang guru di suatu sekolah tertentu. Dengan memiliki ijazah kependidikan, maka guru yang bersangkutan diharapkan dapat melaksanakan dan memenuhi profesionalisme mengajar, dalam hal ini guru sebagai pengelola proses pembelajaran harus memiliki kemampuan;
a. Merencanakan system pembelajaran (designer of instruction), yaitu merumuskan tujuan pembelajaran, memilih prioritas materi yang akan diajarkan sesuai standar kompetensi dasar, memilih dan menggunakan metode pembelajaran,memilih dan menggunakan sumber dan media pembelajaran,
b. Melaksanakan system pembelajaran (manager of instruction) , yaitu memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat serta menyajikan urutan pembelajaran secara tepat,
c. Mengevaluasi system pembelajaran (evaluator of student learning), yaitu memilih dan menyusun jenis evaluasi sesui dengan karakteritik siswa dan materi pembelajaran, melaksanakan kegiatan evaluasi dan mengadministrasikan hasil evaluasi,
d. Mengembangkan system pembelajaran, yaitu kemampuan untuk mengoptimalkan potensi siswa, meningkatkan kemampuan dan wawasan diri sendiri serta dapat mengembangkan program pembelajaran lanjutan.
e. Menyusun dan melakasanakan program remedial dan pengayaan dengan tepat.


2.Guru harus sehat jasmani dan rohani.
Sehat jasmani dan rohani merupakan salah satu syarat penting dalam setiap pekerjaan. Karena orang tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika ia sering diserang suatu penyakit. Jika guru sering sakit maka tugas pokoknya tidak dapat dilaksanakan dengan baik, akibatnya siswa terbengkalai atau seorang guru yang terserang penyakit menular tentu saja akan membahayakan peserta didiknya. Demikian juga guru yang tidak sehat rohaninya akan mengganggu tugasnya sebagai seorang yang professional, soerang guru yang jiwanya terganggu akan menimbulkan masalah baru dalam dunia pendidikan atau guru yang mentalnya tidak stabil akan menimbulkan efek negative bagi siswa. Jadi seorang guru harus betul-betul sehat baik jasmani maupun rohani.
3.Guru harus beragama
Guru harus taat dalam menjalankan ajaran agamanya sehingga dalam bertindak selalu bijaksana dan berkelakuan baik. Hal ini dimaksudkan agar guru menjadi contoh dan teladan bagi siswa dalam menciptakan manusia yang bermoral tinggi, bersusila dan berbudi pekerti yang baik, sehingga tidak ada lagi guru atau kepala sekolah yang mengauli siswanya atau tidak sekolah yang menjadi tempat pelecehan moral kepada siswa ataupun sesame rekan kerja.
4.Guru harus berwibawa
Agar pembelajaran berlangsung dengan tertib, maka seorang guru harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi siswa secara alami, bukan dengan paksaan atau dengan hukuman, ancaman ataupun tindakan menakut-nakuti dan intimidasi terhadap siswa. Guru harus dihormati secara wajar bukan karena tindakan kekerasan atau perbuatan hukuman yang menyiksa siswa. Seorang guru harus memiliki charisma yang munculnya dari dalam diri guru itu sendiri.
5. Guru haruslah orang yang bertanggung jawab
Tugas dan tanggungjawab seorang guru sebagai pendidik, pembelajar, dan pembimbing bagi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung yang telah dipercayakan orang tua kepada sekolah hendaknya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya . Selain itu, guru juga bertanggung jawab terhadap keharmonisan perilaku masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
6. Guru harus disiplin
Guru sebagai suri teladan harus menempatkan diri dalam memegang teguh prinsip-prinsip etos kerja yang baik. Masuk sekolah dan mengajar tepat waktu. Guru harus memberikan contoh yang baik dalam hal disiplin baik dalam tutur kata maupun dalam bertindak.
7. Guru bijaksana dan disenangi siswa
Dalam mengambil keputusan seorang guru harus mempertimbangkan semua kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul sehingga keputusan yang diambil betul-betul adil dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
8. Guru berwawasan luas dan humoris
Guru harus tetap belajar agar dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat menambah wawasan dan kemampuan guru. Dengan bertambahnya pengetahuan seorang guru diharapkan dalam mengajar tidak monoton, tidak kaku, tetapi akan menempatkan dirinya sebagai sosok guru yang bergairah dalam mengajar serta dapat memancing sifat humor yang mendorong siswa untuk bersemangat mengikuti pelajaran.
9. Guru haurs memiliki komptensi kepribadian,
Berdasarkan kodratnya guru adalah manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk Tuhan, oleh sebab itu guru memiliki pengetahuan penunjang tentang fisiologis,psikologis dan pedagogis dari peserta didik yang akan dihadapinya. Beberapa kompetensi pribadi yang semestinya ada pada seorang guru, yaitu memiliki pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran yang menjadi tanggungjawabnya. Selaian itu, mempunyai pengetahuan tentang perkembangan peserta didik serta kemampuan untuk memperlakukan mereka secara individual.
10.Guru harus memilik kompetensi sosial
Guru adalah mahkluk social dan makluk etis. Ia harus dapat memperlakukan peserta didiknya secara wajar dan bertujuan agar tercapai optimalisasi potensi pada diri masing-masing peserta didik. Ia harus memahami dan menerapkan prinsip belajar humanistic yang beranggapan bahwa keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh kemampuan yang ada pada diri peserta didik.Guru hanya bertugas melayani merekasesuai kebutuhan mereka. Kompetensi social yang dimiliki seorang guru adalah menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungannya yaitu dengan teman sejawat, orang tau, tetangga dan masyarakat sekitar.
1.Kriteria ideal sekolah / guru dan renstran sekolah masing-masing.
A. Sekolah yang berkualitas ditandai oleh beberapa criteria atau ciri-ciri sebagai berikut :
1. Lulusan
Angka lulusan atau out put dari sekolah yang berkualitas dari tahun ke tahun selalu meningkat baik angka lulusannya maupun nilai yang diperoleh siswanya. Angka minimal lulusannya adalah di atas 99 % dan meningkat setiap tahunnya, rata-rata angka lulusannyapun selalu di atas sekolah-sekolah lain. Bahkan nilai perolehan siswa-siswanya minimal memperoleh nilai di atas 90 dan 10 % siswanya memperoleh nilai sempurna untuk ujian nasional.
Lulusan sekolah yang berkualitas dapat diterima di sekolah atau perguruan tinggi yang terkenal, unggul dan terkemuka dan prestasi siswanya setelah sekolah di tingkat yang lebih tinggi tetap terjaga dan memperoleh hasil yang memuaskan. Lulusan dari sekolah yang berkualitas jika melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi tidak akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pembelajaran di sekolah lain.
Lulusan sekolah yang berkualitas akan mudah mencari pekerjaan atau usaha sendiri. Mereka yang sudah bekerja akan cepat beradaptasi dengan kondisi dan situasi di mana mereka kerja. Mereka akan memperlihatkan etos kerja yang memuaskan dan berdedikasi tinggi karena mereka sudah terlatih dalam system persekolahan ketika masih sekolah.
Dalam bersosialisasi di masyarakat, lulusan dari sekolah berkualitas tidak akan mengalami kesulitan, dan bahkan mungkin di antara mereka ada yang menjadi pengurus organisasi ataupn kegiatan kemasyarakat. Dalam kaitanya dengan keagamaan lulusan dari sekolah berkualitas juga sangat baik, karena ketika masih sekolah sudah dibiasakan dengan budaya taat menjalankan ajaran agama masing-masing.
2.Penerimaan Siswa Baru (PSB)
Sekolah yang berkualitas pada saat proses penerimaan siswa baru akan memiliki peminat yang sangat banyak bahkan melimpah jauh lebih banyak dibandingkan dengan sekolah lain. Dalam hal PSB sekolah berkualitas akan melaksanakan berbagai seleksi untuk menjaring calon siswa secara ketat dengan berbagai proses tes. Peminat PSB pada sekolah berkualitas dari tahun ke tahun juga akan meningkat.Dalam proses seleksi sekolah berkualitas akan mendapatkan calon siswa yang memenuhi criteria yang ditentukan oleh pihak sekolah.
3.Ketenagaan
Sekolah yang berkualitas akan didukung oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang memadai dan berkualitas. Tenaga pendidik dan kependidikan yang berkualitas memiliki kompetensi professional,sehat secara rohani maupun jasmani,disiplin kerja yang tinggi dengan etos kerja bertanggungjawab,taat menjalankan ajaran agamanya,berwibawa dan dihormati warga sekolah yang lain, menjalin hubungan yang harmonis dengan semua stakeholder pendidikan, memiliki kompetensi kepribadian dan social,mengutamakan pelayanan yang standar.



4.Sarana dan Prasarana
Sekolah yang berkualitas juga sangat dipengaruhi oleh ketersedian sarana dan prasarana pendidikan yaitu sarana berupa gedung sekolah yang representative,halaman dan tempat bermaian yang memadai bagi usaha pengembangan sekolah, memiliki ruang belajar yang sesuai dengan jumlah siswa, memiliki sarana pendukung yang cukup seperti, laboratorium untuk semua mata pelajaran, gedung serba guna, perpustakaan,UKS, koperasi,kantin dan sarana pendukung lainnya.
5.Berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik, baik ditingkat local, nasional dan bahkan internasional.
6. Memiliki program usaha peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan.
B. Kriteria ideal guru adalah :
1. Memiliki kompetensi professional dengan ijazah keguruan
Kompetensi profesional yakni seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan berkualitas. Untuk dapat memiliki kompetensi professional, seorang guru harus memiliki kualifikasi pendidikan, yang cukup khususnya yang berkaitan tentang ilmu pendidikan. Seorang guru tidak hanya menguasi materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan tetapi harus menguasi cara-cara atau teknik pembelajaran yang bermutu, memahami dan dapat menerapkan penggunaan media pembelajaran, mengetahui dan dapat menggunakan alat evaluasi/penilaian yang tepat.
Dalam hal kualifikasi pendidikan, sebaiknya guru yang bukan dari kependidikan harus disekolahkan kembali untuk membekali ilmu pendidikan sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara professional. Untuk pengangkatan guru baru, persyaratan kualifikasi pendidikan harus diutamakan sehingga tidak ada lagi guru yang hanya bisa mentrasnfer ilmu atau pengetahuan kepada siswa.
Guru harus berijazah kependidkan yaitu kepemilikan ijazah yang dapat memberi wewenang untuk menjalankan tugas sebagai seorang guru di suatu sekolah tertentu. Dengan memiliki ijazah kependidikan, maka guru yang bersangkutan diharapkan dapat melaksanakan dan memenuhi profesionalisme mengajar, dalam hal ini guru sebagai pengelola proses pembelajaran harus memiliki kemampuan;
a. Merencanakan system pembelajaran (designer of instruction), yaitu merumuskan tujuan pembelajaran, memilih prioritas materi yang akan diajarkan sesuai standar kompetensi dasar, memilih dan menggunakan metode pembelajaran,memilih dan menggunakan sumber dan media pembelajaran,
b. Melaksanakan system pembelajaran (manager of instruction) , yaitu memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat serta menyajikan urutan pembelajaran secara tepat,
c. Mengevaluasi system pembelajaran (evaluator of student learning), yaitu memilih dan menyusun jenis evaluasi sesui dengan karakteritik siswa dan materi pembelajaran, melaksanakan kegiatan evaluasi dan mengadministrasikan hasil evaluasi,
d. Mengembangkan system pembelajaran, yaitu kemampuan untuk mengoptimalkan potensi siswa, meningkatkan kemampuan dan wawasan diri sendiri serta dapat mengembangkan program pembelajaran lanjutan.
e. Menyusun dan melakasanakan program remedial dan pengayaan dengan tepat.


2.Guru harus sehat jasmani dan rohani.
Sehat jasmani dan rohani merupakan salah satu syarat penting dalam setiap pekerjaan. Karena orang tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika ia sering diserang suatu penyakit. Jika guru sering sakit maka tugas pokoknya tidak dapat dilaksanakan dengan baik, akibatnya siswa terbengkalai atau seorang guru yang terserang penyakit menular tentu saja akan membahayakan peserta didiknya. Demikian juga guru yang tidak sehat rohaninya akan mengganggu tugasnya sebagai seorang yang professional, soerang guru yang jiwanya terganggu akan menimbulkan masalah baru dalam dunia pendidikan atau guru yang mentalnya tidak stabil akan menimbulkan efek negative bagi siswa. Jadi seorang guru harus betul-betul sehat baik jasmani maupun rohani.
3.Guru harus beragama
Guru harus taat dalam menjalankan ajaran agamanya sehingga dalam bertindak selalu bijaksana dan berkelakuan baik. Hal ini dimaksudkan agar guru menjadi contoh dan teladan bagi siswa dalam menciptakan manusia yang bermoral tinggi, bersusila dan berbudi pekerti yang baik, sehingga tidak ada lagi guru atau kepala sekolah yang mengauli siswanya atau tidak sekolah yang menjadi tempat pelecehan moral kepada siswa ataupun sesame rekan kerja.
4.Guru harus berwibawa
Agar pembelajaran berlangsung dengan tertib, maka seorang guru harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi siswa secara alami, bukan dengan paksaan atau dengan hukuman, ancaman ataupun tindakan menakut-nakuti dan intimidasi terhadap siswa. Guru harus dihormati secara wajar bukan karena tindakan kekerasan atau perbuatan hukuman yang menyiksa siswa. Seorang guru harus memiliki charisma yang munculnya dari dalam diri guru itu sendiri.
5. Guru haruslah orang yang bertanggung jawab
Tugas dan tanggungjawab seorang guru sebagai pendidik, pembelajar, dan pembimbing bagi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung yang telah dipercayakan orang tua kepada sekolah hendaknya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya . Selain itu, guru juga bertanggung jawab terhadap keharmonisan perilaku masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
6. Guru harus disiplin
Guru sebagai suri teladan harus menempatkan diri dalam memegang teguh prinsip-prinsip etos kerja yang baik. Masuk sekolah dan mengajar tepat waktu. Guru harus memberikan contoh yang baik dalam hal disiplin baik dalam tutur kata maupun dalam bertindak.
7. Guru bijaksana dan disenangi siswa
Dalam mengambil keputusan seorang guru harus mempertimbangkan semua kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul sehingga keputusan yang diambil betul-betul adil dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
8. Guru berwawasan luas dan humoris
Guru harus tetap belajar agar dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat menambah wawasan dan kemampuan guru. Dengan bertambahnya pengetahuan seorang guru diharapkan dalam mengajar tidak monoton, tidak kaku, tetapi akan menempatkan dirinya sebagai sosok guru yang bergairah dalam mengajar serta dapat memancing sifat humor yang mendorong siswa untuk bersemangat mengikuti pelajaran.
9. Guru haurs memiliki komptensi kepribadian,
Berdasarkan kodratnya guru adalah manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk Tuhan, oleh sebab itu guru memiliki pengetahuan penunjang tentang fisiologis,psikologis dan pedagogis dari peserta didik yang akan dihadapinya. Beberapa kompetensi pribadi yang semestinya ada pada seorang guru, yaitu memiliki pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran yang menjadi tanggungjawabnya. Selaian itu, mempunyai pengetahuan tentang perkembangan peserta didik serta kemampuan untuk memperlakukan mereka secara individual.
10.Guru harus memilik kompetensi sosial
Guru adalah mahkluk social dan makluk etis. Ia harus dapat memperlakukan peserta didiknya secara wajar dan bertujuan agar tercapai optimalisasi potensi pada diri masing-masing peserta didik. Ia harus memahami dan menerapkan prinsip belajar humanistic yang beranggapan bahwa keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh kemampuan yang ada pada diri peserta didik.Guru hanya bertugas melayani merekasesuai kebutuhan mereka. Kompetensi social yang dimiliki seorang guru adalah menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungannya yaitu dengan teman sejawat, orang tau, tetangga dan masyarakat sekitar.
individual.
10.Guru harus memilik kompetensi sosial
Guru adalah mahkluk social dan makluk etis. Ia harus dapat memperlakukan peserta didiknya secara wajar dan bertujuan agar tercapai optimalisasi potensi pada diri masing-masing peserta didik. Ia harus memahami dan menerapkan prinsip belajar humanistic yang beranggapan bahwa keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh kemampuan yang ada pada diri peserta didik.Guru hanya bertugas melayani merekasesuai kebutuhan mereka. Kompetensi social yang dimiliki seorang guru adalah menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungannya yaitu dengan teman sejawat, orang tau, tetangga dan masyarakat sekitar.

Contoh Soal UAS IPS SD

Soal ini hanyalah sebagai salah satu contoh soal-soal latihan dalam menghadapi UAS SD. Soal ini disusun oleh MARTHINUS ARRUAN, S.Pd Guru yang tidak mempunyai pengalaman dalam menyusun soal UAS oleh sebab itu saran dan kritikan dari semua guru-guru SD yang sudah mempunyai pengalaman sangat banyak silahkan berikan komentar pada posting komentar di bawah. Penyusun soal ini hanyalah seroang guru SD yg tidak dikenal di Kaltim, dan sekarang sedang belajar tentang bagaimana manajemen pendidikan pada program Pasca Sarjana UNMUL.
1. Gambaran permukaan bumi secara keseluruhan atau sebagian di atas bidang datar
disebut ….
a. atlas
b. peta
c. gambar wilayah
d. denah

2. Gambar di samping adalah simbol tentang ….

a. jalan besar
b. ibu kota kelurahan
c. ibu kota kecamatan
d. pusat kota

3. Ciri-ciri masyarakat yang tinggal di pedesaan adalah ….
a. berdagang
b. bercocok tanam
c. wiraswasta
d. bertani

4. Sungai yang terdapat di Kalimantan Timur adalah sungai….
a. Barito
b. Brantas
c. Mahakam
d. Kapuas

5. Briket adalah salah satu hasil produk dari bahan tambang berupa …
a. aluminium
b. bauksit
c. minyak bumi
d. batu bara

6. Yang merupakan teknologi produksi modern adalah ….
a. mesin penggiling padi
b. bajak kerbau
c. cangkul
d. jala ikan

7. Yang termasuk alat komunikasi dua arah adalah …
a. kentongan
b. radio
c. telepon
d. televisi
8. Alat transportasi yang menggunakan bahan bakar avtur di bawah ini adalah ….
a. kereta api
b. bus way
c. kapal laut
d. pesawat terbang

9. Salah satu cara melestarikan hasil tambang adalah ….
a. melakukan reboisasi
b. mengehemat penggunaanya
c. melarang melakukan penambangan
d. mengadakan terasering

10. Yang termasuk pasar modern di bawah ini adalah pasar….
a. swalayan
b. loak
c. ikan
d. induk

11. Salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan mutu penduduk dalam bidang
ekonomi adalah dengan cara ….
a. melaksanakan transmigrasi
b. program keluarga berencana
c. wajib belajar
d. membuka lapangan kerja

12. Salah satu faktor penarik migrasi adalah ….
a. padatnya penduduk di daerah tujuan
b. daerah asal dijadikan proyek pembangunan
c. upah tenaga kerja lebih tinggi di daerah tujuan
d. adanya bencana alam di daerah asal

13. Kegiatan yang tampak pada gambar di bawah ini adalah kegiatan…. a. peternakan

b. perikanan

c. perindustrian

d. pertanian
14. Koperasi Unit Desa termasuk jenis koperasi ….
a. Serba Usaha
b. Perumahan
c. Asuransi
d. Produksi

15. Prasasti Mula merupakan peninggalan Kerajaan Hindu yang terdapat di ….
a. Jawa Barat
b. Jawa Timur
c. Kalimantan Timur
d. Jawa Tengah

16. Gambar candi berikut ini adalah peninggalan sejarah bercorak Hindu. Selain dikenal dengan nama candi Prambanan, masyarakat juga menyebutnya sebagai candi ....


a. Mendut
b. Loro Jonggrang
c. Muara Takus
d. Penataran

17. Pada masa Kerajaan Demak penyebaran agama Islam di pulau Jawa dilakukan oleh Wali Songo antara lain Sunan Bonang, beliau bernama asli .…
a. Raden Paku
b. Raden Maulana Makhdum Ibrahim
c. Raden Rachmat
d. Maulana Malik Ibrahim.

18. Upacara yang dilakukan masyarakat Demak, Jawa Tengah pada setiap hari raya
Idul Fitri dan Idul Adha diberi nama upacara ....
a. Ngaben
b. Dhug dher
c. Megeng
d. Grebeg Besar
19. Max Havelaar adalah buku Douwes Dekker yang menceritakan tentang ….
a. kerja paksa pembuatan jaran raya Anyer – Panarukan
b. sejarah perjuangan bangsa Indonesia
c. penderitaan bangsa Indonesia akibat adanya aturan tanam paksa
d. kisah para pedagang Belanda di Indonesia

20. Hal di bawah ini yang menyebabkan timbulnya perang Diponegoro adalah ….
a. akan dibuatnya jalan kereta api melintasi makam leluhur Pangeran Diponegoro
b. pertentangan kaum adat dan kaum agama
c. Belanda membakar daerah Tegal Rejo
d. Belanda mendirikan benteng-benteng pertahanan

21. Organisasi pergerakan nasional yang didirikan oleh para pelajar dan mahasiswa
Indonesia yang tinggal di negeri Belanda dengan ketua Drs. Moh. Hatta adalah ....
a. Partai Indonesia Baru
b. Partai Nasional Indonesia
c. Gabungan Politik Indonesia
d. Perhimpunan Indonesia.

22. Denis naik pesawat dari Bandara Hasanuddin Makassar menuju Bandara Adi Sumarmo
Solo selama 3 jam. Jika Denis berangkat tepat pukul 13.00 dari Bandara Hasanuddin
Makassar maka Denis akan mendarat di Bandara Adi Sumarmo tepat pukul ....
a. 12.00 WIB
b. 13.00 WIB
c. 14.00 WIB
d. 15.00 WIB

23. Bertiupnya angin muson timur ke Indonesia menyebabkan wilayah Indonesia mengalami musim kemarau, angin tersebut bertiup sekitar bulan ....
a. Januari sampai dengan Juni
b. April sampai dengan September
c. Oktober sampai dengan Maret
d. Juli sampai dengan Desember

25. Naskah teks proklamasi kemerdekaan Indonesia ditulis tangan oleh ....
a. Drs. Moh. Hatta
b. Sayuti Melik
c. Ir. Soekano
d. Mr. Achmad Soebardjo

26. Pertempuran mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada tanggal 23 Maret 1946 dikenal sebagai peristiwa ....
a. Agresi Militer Belanda I
b. Agresi Militer Belanda II
c. Bandung Lautan Api
d. Medan Area

27. Jumlah provinsi di Indonesia sekarang adalah … provinsi.
a. 26
b. 27
c. 31
d. 33


28. Wilayah laut teritorial Indonesia diukur dari garis dasar ke arah laut lepas sepanjang ....
a. 3 mil
b. 12 mil
c. 20 mil
d. 200 mil
29. Letak suatu negara berdasarkan garis bujur dan garis lintang disebut letak secara ....
a. geografis
b. ekonomis
c. astronomis
d. strategis

30. Negara-negara yang termasuk pelopor berdirinya ASEAN adalah ....
a. Indonesia, Singapura, Thailand, dan Filiphina
b. Malaysia, Brunei, Vietnam, dan Myanmar
c. Laos, Kamboja, Singapura, dan Filiphina
d. Thailand, Indonesia, Vietnam,dan Laos

31. Salah satu bentuk kerja sama ASEAN dalam bidang budaya adalah ….
a. pertukaran duta besar dan konsul
b. latihan militer Elang-Malindo
c. perjanjian ekstradisi
d. pertukaran tari antar negara ASEAN

32. Bentuk pemerintahan negara Belanda adalah ….
a. Kerajaan
b. Republik
c. Monarki
d. Kesultanan

33.Salah satu gejala sosial yang terjadi di negara berkembang termasuk
Indonesia adalah ….
a. perseberan penduduk yang merata
b. mutu pendididikan yang tinggi
c. sering terjadi tindak kejahatan
d. perdagangan yang meningkat

34. Gejala alam yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 yang melanda
Beberapa negara di Asia Tenggara adalah ….

a. gunung meletus
b. banjir
c. kebakaran hutan
d. tsunami

35. Beberapa saat setelah terjadi gempa bumi, terlihat air laut surut tiba-tiba
Tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah 36. Gunug tertinggi di Benua Eropa adalah gunung ….
a. Aconcagua
b. Elbrus
c. Gauri Sangkar
d. Kilimanjaro

37. Negara yang dijuluki Negeri Matador adalah ….
a. Amerika Serikat
b. Jepang
c. Spanyol
d. Thailand

38. Berikut negara-negara yang terdapat di kawasan Eropa Selatan adalah ….
a. Spanyol, Italia, Portugal dan Yunani
b. Denmark, Swedia, Luxsemburg dan Swiss
c. Belanda,Inggris,Jerman dan Irlandia
d. Rusia, Estonia, Latvia dan Lithuania

39. Mata uang negara Spanyol adalah ….
a. Golden
b. Pounsterling
c. Peso
d. Rupe

40. Negara penghasil kopi terbesar di dunia adalah …
a. Australia
b. Afrika Selatan
c. Kuba
d. Brasil

41. Suku Maori merupakan penduduk asli dari ….
a. Amerika
b. Selandia Baru
c. Eropa
d. Asia
….43.Sumber utama pencaharian penduduk Brasilia dibidang ….
a. industri
b. pertanian
c. perkebunan
d. perdagangan
44. Salah satu bukti globalisasi dalam bidang telekomunikasi adalah ….
a. perpindahan penduduk antar negara
b. terjadinya perubahan gaya berpakaian
c. meningkatnya makanan siap saji
d. melakukan telekonfrence melaui internet
45. Pengaru negatif globalisasi dalam kehidupan masyarakat antara lain ….
a. menghargai waktu
b. berkomunikasi lebih cepat
c. hilangnya nilai-nilai budaya bangsa
d. transportasi lebih lancar
46. Salah satu faktor yang mendorong berdirinya perusahaan asing di Indonesia
adalah ….
a. tersedianya tenaga kerja banyak dan murah
b. menciptakan lapangan kerja
c. menambah devisa atau pendapatan negara
d. terjadinya alih teknologi

47. Salah satu keuntungan berdirinya perusahaan asing di Indonesia adalah ….
a. konsumen yang banyak
b. longgarnya peraturan di Indonesia
c. dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat
d. peralihan fungsi lahan

48. Ekspor Indonesia ke negara Thailand adalah ….
a. gula
b. kayu lapis
c. bahan-bahan kimia
d. baja dan tembaga

49. Barang impor utama Indonesia dari Jepang adalah ….
a. barang tambang dan hasil hutan
b. gas alam dan minyak bumi
c. aluminium dan kayu lapis
d. otomotif dan elektronik

50. Salah satu contoh mencintai produk dalam negeri adalah ….
a. menjual barang hanya kepada warga negara Indonesia
b. memproduksi barang yang laku di pasaran
c. memperkenalkan produksi dalam negara kepada warga asing
d. memajang di rumah hasil produksi dalam negara





51. BUTUH SOAL - SOAL IPS KLS V- VI SILAHKAN HUBUNGI m4rthynusgt@gmail.com (gratis)

Kamis, 29 Oktober 2009

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI

PEMBERDAYAAN WARGA SEKOLAH UNTUK
MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KEPADA ORANG TUA MURID
DI SDN 004 SENGATA UTARA

OLEH : MARTHINUS ARRUAN, S.Pd
Mahasiswa Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan UNMUL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sekolah sebagai organisasi mempunyai struktur dan kultur. Sebagai bagian dari struktur birokrasi pendidikan SD / MI merupakan satuan pendidikan dalam lingkungan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang pembinaannya langsung di bawah Dinas Pendidikan. Oleh karena sekolah merupakan satuan pendidikan maka di dalam sekolah terdapat komunitas yang terdiri atas pendidik, peserta didik dan tenaga kependidikan. Komunitas ini merupakan komunitas kolektif yang menjalankan sistim pendidikan nasional pada tingkat lokal kabupaten/kota. Secara sosial kultur sekolah merupakan komunitas yang memiliki budaya, yakni budaya sekolah atau school culture. Budaya sekolah, seperti juga entitas kebudayaan yang lain memiliki sejumlah sistem antara lain sistem managemen, sistem kurikulum, sistem teknolgi informasi, sistem kepercayaan, bahasa, dan kesenian.
Sistem manajemen yang kini dianut dalam pengelolaan sekolah adalah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Sistem kurikulum yang kini mulai diterapkan
adalah otonomi kurikulum atau curriculum autonomy.
1
Otonomi kurikulum merupakan imperatif sebagaimana hal itu digariskan dalam Pasal 38 ayat 2 UU RI N0.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang menyatakan bahwa ”Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan propinsi untuk pendidikan menengah. Sistem teknologi yang secara sempit diartikan sistem sarana prasarana ditetapkan secara nasional dengan standar pelayanan minimal dalam konteks managem berbasis sekolah, sebagaimana hal itu dinyatakan dalam dalam pasal 51 ayat (1) yang menyatakan bahwa ” Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip managemen berbasis sekolah/madrasah.
Dengan diberlakukannya otonomi daerah membawa pengaruh yang cukup signifikan terhadap sektor pendidikan, yaitu berubahnya sistem pendidikan dari paradigma lama yang sentralistik menjadi paradigma baru yang desentralistik. Dengan paradigma desentralistik ini sekolah memiliki hak dan kewenangan sepenuhnya untuk mengatur diri sendiri. Hal ini sangat menguntungkan karena sekolah dapat mengembangkan sekolah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sendiri. Namun dalam pelaksanaannya, sekolah belum dapat melaksanakan hak dan kewenangannya tersebut karena sekolah belum memiliki pengalaman kemandiria yang cukup dan masih memiliki rasa ketergantungan yang tinggi kepada atasan.
Ini dapat diketahui dari pernyataan yang sering kita dengar misalnya ”menunggu
2
petunjuk dari atasan”, atau ”belum ada juklaknya”. Sejalan dengan diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang memberi bekal pada pengelolaan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. MBS merupakan modal manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif untuk meningkatkan mutu sekolah, atau mencapai tujuan yang ditetapkan bersama dalam kerangka pendidikan nasional. Otonomi merupakan kewenangan dan kemandirian dalam mengatur dan mengurus diri sendiri dan tidak tergantung lagi pada yang lain.
Kemandirian ini perlu didukung oleh sejumlah komponen dan kemampuan. Komponen menyangkut seluruh komponen warga sekolah yang meliputi kepala sekolah, dewan guru dan staf administrasi/ketatausahaan. Sementara kemampuan berkaitan dengan kemampuan manajerial yang antara lain berkaitan dengan pengambilan keputusan, pemecahan masalah,kerja sama,demokrasi dan terbuka. Dengan demikian maka ciri sekolah yang melibatkan semua komponen sekolah adalah sekolah yang memberdayakan komponen-komponen tersebut dengan intensitas tinggi,dengan sistem manajerial yang tinggi, bersifat adaptif, antisipatif, dan partisipatif, serta memiliki rasa tanggung jawab dalam pelayanan kepada orang tua murid sebagai pihak yang akan menerima hasil pelayanan di sekolah.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam proposal penelitian adalah bagaimana pengaruh pemberdayaan warga sekolah untuk meningkatkan pelayanan kepada orang tua murid di SDN 004 Sengata Utara. 3
1.3 Tujuan
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :
untuk membuktikan apa ada pengaruh pemberdayaan warga sekolah terhadap
kualitas pelayanan terhadap orang tua murid di SDN 004 Sengata Utara,
untuk membuktikan efektifitas penerapan manajemen berbasis sekolah sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualiatas pelayanan sekolah terhadap orang tua murid di SDN 004 Sengata Utara,
untuk membuktikan kemampuan manajerial sekolah terhadap kualitas pelayanan kepada orang tua murid di SDN 004 Sengata Utara,
untuk mengembangkan teori atau pendapat tentang pentingnya keterlibatan semua komponen sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah.

1.4 Manfaat
Penelitian yang dilaksanakan di SDN 004 Sengata Utara ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi peneliti itu sendiri maupun kepada pihak-pihak lain.
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi:
Kepala Sekolah Dasar Negeri 004 Sengata Utara untuk mengembangkan program sekolah dengan melibatkan warga sekolah
Kepala SDN 004 Sengata Utara untuk konsisten dalam menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS),
bagi pengelolah sekolah agar tetap melibatkan unsur-unsur sekolah dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijakan sekolah,
4
Guru dalam memahami dan menjalankan tugas profesional sebagai pendidik dalam membangun warga sekolah,
Tenaga kependidikan terkait dalam mendukung implementasi program sekolah yang berkaitan dengan pemberdayaan warga sekolah,
Komite sekolah agar berperan aktif dalam mewujudkan sekolah yang kondusif.
sebagai bahan referensi bagi pengelolah sekolah yang ada di Sengata Utara
sebagai masukan kepada dinas pendidikan agar memberikan otonomi yang seluas-luasnya di sekolah dalam pengelolaan sekolahnya secara mandiri.













5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
2.1.1 Pemberdayaan Warga Sekolah
Sebelum menguraikan lebih rinci tentang pemberdayaan warga sekolah ada baiknya terlebih dahulu mendefenisikan tentang kata daya. Daya merupakan tenaga atau kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan (Yasyin,1997). Dari arti kata daya ini mengandung pengertian bahwa pemberdayaan merupakan usaha untuk melibatkan semua kemampuan dalam melakukan berbagai kegiatan, termasuk di dalamnya adalah kegiatan pengelolaan sekolah. Sejalan dengan itu Drs. Kuswaya Wihardit, mengartikan pemberdayaan sebagai peningkatan peran dan kinerja. Dalam hal ini dapat dipahami bahwa pemberdayaan warga sekolah adalah memanfaatkan kemampuan, orang dan segala daya untuk mencapai tujuan bersama melalui perencanaan program dengan keterlibatan seluruh komponen sekolah sebagai kekuatan sekolah. Komponen kekuatan sekolah itu mempunyai peranan yang berbeda-beda tetapi selalu bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Pemberdayaan disini lebih menekankan pada peningkatan peran dan fungsi dari masing-masing anggota warga sekolah secara optimal.
Prinsip dasar dari pemberdayaan warga sekolah ditekankan pada prinsup umum managemen, yakni planning,organizing,actuating dan controling (POAC), yang paling menonjol adalah adalah selain unsur organisasi satuan pendidikan juga
terdapat unsur pemangku kepentingan yang diwadahi dalam komite sekolah.
6
Oleh karena itu dalam pegembangan kesisteman sekolah diperlukan mekanisme dan kerja internal dalam organisasi sekolah yaitu kepalas sekolah, dewan guru, peserta didik, pegawai tata usaha, sarana dan prasarana, fasilitas,lingkungan, organisasi kesiswaan dan antara organisasi sekolah dengan komite sekolah.

2.1.2 Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain, (Sutopo dan Suryanto.2006). Jadi pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan oleh seseorang atau organisasi kepada konsumen (customer ). Pelayanan merupakan tindakan nyata yang sifatnya sebagai tindakan sosial yang memberikan pengaruh nyata terhadap hasil pelayanan.
Pelayanan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah pelayanan yang sangat baik dan atau pelayanan yang terbaik ( excellent service). Disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh sekolah yang memberikan pelayanan. Jadi pelayanan dalam hal ini adalah pelayanan yang manakalah dapat atau mampu memuaskan pihak yang dilayani (pelanggan). Jadi pelayanan di sekolah dalam hal ini sesuai dengan harapan orang tua murid.
Pelayanan merupakan suatu proses interaksi antara dua orang atau lebih atau interaksi antara komponen sekolah (pelayan) dengan orang tua (dilayani). Karena merupakan suatu proses interaksi maka pelayanan bertujuan untuk memberikan layanan yang dapat memenuhi dan memuaskan pelanggan atau masyarakat serta memberikan fokus pelayanan kepada pelanggan. Untuk meningkatkan mutu
7
pelayanan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni; (1) Berfokus pada pelanggan, (2) Obsesi terhadap mutu, (3) Komitmen jangka panjang, (4) Kerja sama tim, dan (5) Perbaikan sistem secara berkesinambungan.

2.1.3 Pemberdayaan Warga Sekolah dan Pelayanan Kepada Orang Tua
Pemberdayaan warga sekolah merupakan salah satu prinsip manajemen berbasis sekolah. Dalam prinsip ini menekankan pada bagaimana memanfaatkan kemampuan, orang dan segala daya untuk mencapai tujuan bersama. Pelayanan yang baik kepada orang tua tidak mengenal bekerja sendiri, namun memanfaatkan orang dan kemampuan orang untuk mencapai tujuan dengan perencanaan program yang baik, dan memberdayakan semua seluruh komponen sekolah sebagai kekuatan sekolah.
Berikut ini akan diuraikan dengan singkat peran beberapa warga sekolah dalam memberikan pelayanan kepada orang tua murid.

2.1.3.1 Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi ( top manager) di sekolah harus memiliki kemampuan memberdayakan semua komponen sekolah baik berupa sumber daya manusia, prasarana-sarana maupun berupa dana untuk meningkatkan kinerja
sekolah yang pada akhirnya meningkatkan mutu pelayanan kepada orang tua. Terry dan Rue (1985) dalam Huseini Usman,(2006.250) mengartikan kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seorang pemimpin, memengaruhi orang lain untuk
8
bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas yang diinginkan. Memperhatikan pendapat di atas dapat diartikan bahwa seorang kepala sekolah harus mampu mempengaruhi semua komponen yang ada di sekolah untuk bekerja sama. Dengan demikian maka seluruh kebijakan, keputusan dan tindakan selalu didasarkan pada keputusan partisipatif yang menyertakan seluruh warga sekolah. Kepala sekolah berperan untuk mengkondisikan,memfasilitasi, dan menciptakan iklim mendukung terbentuknya pelayanan yang berkualitas kepada semua orang tua murid.
Kepala sekolah sebagai manajer memiliki peran penting dalam mengadakan prediksi, inovasi, kebijakan dan strategi, perencanaan, menemukan sumber-sumber pendidikan, menyediakan fasilitas dan melaksanakan pengendalian/pengawasan. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat mengantisipasi perubahan, senantiasa melakukan perubahan, memahami dan mengatasi situasi, mengakomodasi serta melakukan reorientasi.
Kepala sekolah juga harus mampu membuat keputusan bijaksana dengan memperhatikan kebijakan operasional penyelenggaraan pendidikan. Disamping itu kepala sekolah sebaiknya menyusun perencanaan dan pelaksanaan yang ditindaklanjuti dengan pengawasan. Pengawasan ini dilakukan agar semua program dan kegiatan berjalan secara efektif dan efisiensi.
Kepala sekolah harus menciptakan iklim yang sehat,kondusif, budaya kerja yang harmonis dan lingkungan yang nyaman untuk bekerja untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan produktif. Untuk kepala sekolah sebaiknya menempatkan orang pada posisi yang tepat ( the righ man in the righr place).
9
2.1.3.2 Dewan Guru
Ujung tombak keberhasilan dan kemajuan sekolah adalah guru. Dewan guru merupakan suatu forum di lingkugan sekolah. Sebagai tenaga profesional guru harus selalu meningkatkan diri dan menambah wawasannya dalam mengikuti perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui peningkatan kualifikasi,kompetensi dan sertifikasi, sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Guru sebagai unsur pendidik yang menjunjung prinsip profesionalisme perlu selalu berupaya untuk melakukan inovasi dan improvisasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guna mencapai hasil belajar yang baik. Ciri yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mendukung dan meningkatkan pelayanan kepada orang tua murid selain sebagai agen pembelajaran, guru harus tetap menjalin hubungan yang kondusif, menciptakan interaksi, dan bahkan intensitas pertemuan dengan orang tua perlu ditingkatkan baik melalui pertemuan formal maupun non-formal. Guru harus mempunyai budaya kerja disiplin, berdedikasi tinggi, bertanggung jawab dan selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran.

2.1.3.3 Tata Usaha
Tata usaha sebagai unsur tenaga kependidikan harus mampu memberikan pelayanan yang baik dalam administrasi kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua yang membutuhkan pelayanan dari tenaga adminstrasi. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sekolah, tata usaha harus bisa menjalin kerjasama yang
10
harmonis dengan semua pihak yang membutuhkan pelayanan administrasi dari sekolah. Prinsip pelayanan diterapkan oleh seorang tata usaha adalah; (1) Ketepatan waktu pelayanan, (2) Akurasi pelayanan, (3) Kesopanan dan keramahan, (4) Tanggung jawab, (5) Kelengkapan dan kemudahan, (6) Variasi model pelayanan, dan (7) Kenyamanan dalam memberikan pelayanan.

2.1.3.4 Komite Sekolah
Sesuai dengan prinsip Manajemen Berbasis Sekolah, maka peranan komite sekolah dirasakan banyak manfaat dan pengaruhnya terhadap kemajuan sebuah sekolah. Komite sekolah merupakan wadah yang menghubungan antara pihak sekolah dengan orang tua, mempunyai peran yang sangat penting.
Untuk dapat memberdayakan dan meningkatkan peran masyarakat, sekolah harus dapat membina kerja sama dengan orang tua, menyiapkan suasan kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik dan warga sekolah. Peran komite sekolah merupakan aplikasmi dari prinsip total quality management melalui mekanisme yang menekankan pada peningkatan mutu pendidikan dengan pengembangan masyarakat.
Menurut Uno (2007:93) komite sekolah dapat dilibatkan dalam; (1) Penyusunan rencana dan program sekolah, ( 2 ) Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), (3) Pelaksanaan program pendidikan, dan (4) Akuntabilitas pendidikan. Dalam penyusunan rencana dan program, komite sekolah dapat membantu sekolah untuk mengumpulkan fakta-fakta kebutuhan serta potensi sumber daya yang tersedia di dalam masyarakat. Penyusunan rencana
11
pendapatan dan belanja sekolah selaian, kepala sekola, guru, juga harus melibatkan komite sekolah sebagai wakil stakeholder pendidikan, dari sisi belanja sekolah, seluruh jenis pengeluaran untuk kegiatan pendidikan di sekolah harus juga diketahui oleh komite sekolah. Mekanisme ini dilakukan untuk memperkecil penyalagunaan pendapatan dan pengeluaran sekolah. Komite sekolah sebagai partner kepala sekolah dalam mencari sumber-sumber daya pendidikan, melakukan penelitian tentang permasalahan dalam pembelajaran di sekolah. Komite sekolah dapat menyampaikan ketidakpuasan para orang tua murid akan rendahnya prestasi sekolah dan pelayanan sekolah.













12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Variabel dan Defenisi Operasional
3.1.1 Variabel Penelitian
Sutrisno Hadi dalam Arikunto,(2006:116) mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Variabel ada yang mempengaruhi dan ada variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel peyebab, variabel bebas atau independent variabel dengan symbol X sedangkan variabel akibat disebut variabel terikat,variabel tergantung atau dependent variabel dengan symbol Y.
Dalam proposal penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel X adalah pemberdayaan warga sekolah sebagai variabel yang mempengaruhi terhadap variabel Y yaitu mutu pelayanan sebagai variabel akibat atau yang dipengaruhi.

3.1.2 Defenisi Operasional
Dengan memperhatikan uraian pada tinjauan pustaka di atas maka dapat didefinisakan secara operasional bahwa pemberdayaan adalah upaya untuk melibatkan semua tenaga dan komponen sekolah dalam rangka memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan bagi orang tua murid.


13
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi penelitian
Proposal penelitian ini direncanakan dilaksanakan di SD Negeri 004 Desa Teluk Lingga Kecamatan Sengata Utara Kabupaten Kutai Timur.

3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan antara 3 – 4 bulan.

3.3 Populasi dan Sampel
Setiap penelitian mempunyai sumber data atau subjek dari mata data dapat diperoleh. Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah semua orang tua wali murid di Sekolah Dasar Negeri Nomor 004 Sengata Utara. Sumber data dapat dibedakan atas populasi dan sampel.

3.3.1 Populasi
Yang menjadi populasi atau keseluruhan subjek penelitian dalam proposal ini
semua orang tua/ wali murid di SD Negeri Nomor 004 Sengata Utara Kabupaten Kutai Timur yang berjumlah 720 orang, yaitu wali murid dari siswa kelas I sampai siswa kelas VI yang terdaftar dalam tahun pelajaran 2008 / 2009.



14
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Karena keterbatasan peneliti, baik waktu, tenaga, biaya dan kemampuan maka dalam proposal penelitian yang akan dijadikan sumber data ditentukan melalui teknik sampel kelompok atau cluster sampel.
Teknik sampel kelompok dalam proposal penelitian ini dimaksudkan untuk mewakili populasi dari tingkat pendidikan sumber data. Tingkat pendidikan yang akan dijadikan sumber data mulai dari lulusan SD sederajat sampai lulusan sarjana pada setiap jenjang kelas. Tingkat pendidikan orang tua dari kelas I sampai kelas VI diharapkan terdapat semua tingkat pendidikan. Sampel setiap jenjang kelas akan diwakili 60 orang dengan memperhatikan tingkat pendidikan orang tua. Untuk lebih jelasnya tentang pengambilan sampel penelitian pada lampiran tabel 1.

3.4. Pengumpulan Data
3.4.1 Instrumen Pengumpulan
Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen berupa angket atau kuesioner yaitu sumber data diberikan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari respon tentang pelayanan dari warga sekolah di SDN 004 Sengata Utara kepada orang tua murid yang dialami sendiri atau hal-hal yang ia ketahui.


15
3.4.2 Penyusunan Instrumen
Instrumen pengumpulan data disusun dengan memperhatikan responden yang akan mengisi angket mulai dari penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, jumlah pertanyaan yang diharapkan dapat mewakili hal-hal yang diperlukan dalam penarikan kesimpulan, waktu yang digunakan oleh responden untuk menjawab pertanyaan dalam angket. Hal lain yang perlu juga diperhatikan pada penyusunan instrumen adalah membuat pertanyaan yang memungkinkan responden memberikan jawaban yang sebenarnya dan jujur. Instrumen angket direncanakan disusun kurang lebih satu bulan sejak proposal selesai diseminarkan dan disetujui oleh pembimbing tesis.

3.4.3 Jenis Angket
Jenis angket yang digunakan adalah rating scale (skala bertingkat), yaitu respon diberikan sejumlah pertanyaan dengan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan mulai dari sangat baik, baik, cukup sampai kepada sangat kurang/sangat tidak baik.

3.4.4 Pelaksanaan Pengumpulan Data
Setelah proposal penelitian ini selesai direvisi berdasarkan petunjuk dosen pembimbing dari hasil seminar judul penelitian tesis,dan semua administrasi penelitian selesai maka pengumpulan data akan segera dilaksanakan.

16
3.5 Pengolahan Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, maka data yang dikumpulkan merupakan data kuantitatif yang diolah dengan rumus-rumus statistik secara manual. Data yang diperoleh melalui angket atau ceklis, dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan instrumen yang digunakan. Instrumennya terdiri dari empat pilihan yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang baik. Dengan bergradasi 4, maka peneliti mengolah atau menganalisis data sebagai berikut ;
1. Sangat baik, menunjukkan gradasi paling tinggi dengan nilai 4,
2. Baik, menunjukkan gradasi satu tingkat lebih rendah dari gradasi sangat baik
dengan nilai 3,
3. Cukup, menunjukkan gradasi satu tingkat lebih rendah dari gradasi baik dengan
nilai 2,
4. kurang baik, menunjukkan gradasi paling rendah dengan nilai 1.
Angket yang dikumpulkan terlebih dahulu dikelompokkan sesuai dengan tingkat pendidikan responden.Setelah dikelompokkan kemudian dijumlahkan berdasarkan tingkat pendidikan, kemudian digeneralisasi untuk penarikan kesimpulan.





17
Daftar Pustaka.

Arikunto, Suharsini.2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Uno, H.Hamzah B.2007.Profesi Kependidikan: Problem,Solusi,dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia.Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Husaini. 2006. Manajemen: Teori,Praktik,dan Riset Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sutopo dan Adi Suryanto.2006. Pelayanan Prima. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Yasyin, Sulchan.1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah.
Winataputra, H.Udin S. 2006. Pedoman Umum : Sekolah Sebagai Wahana
Pengembangan Warga Negara Yang Demokrasi dan Bertanggung Jawab.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Wihardit, Kuswaya. 2006. Pedoman: Pemberdayaan Masyarakat Sekolah dan
Masyarakat Sekitar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional .2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Undang-Undang Guru dan Dosen
Jakarta.






ii

RENCANA JADWAL PENELITIAN
No
Jenis Kegitan
Rencana Pelaksanaan
Ket
1
Pengajuan Judul
1 Minggu

2
Persiapan dan Pelaksanaan Seminar Judul
1 Minggu

3
Permohonan izin penelitian
1 Minggu

4
Penyusunan angket
4 Minggu

5
Pengumpulan Data Sampel
1 Minggu

6
Penyebaran angket
2 Minggu

7
Pengumpulan angket yang sudah diisi oleh responden
1 Minggu

8
Pengecekan angket respon
1 Minggu

9
Pengolahan angket respon
4 Minggu

10
Penulisan / Penyusunan Tesis
14 Minggu

10
TOTAL WAKTU
30 Minggu



Sengata, 20 Juni 2009
Peneliti,



Marthinus Arruan, S.Pd
NIM : 0905136125

Selasa, 27 Oktober 2009

MOTIVASI PEMBELAJARAN

PENERAPAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
Oleh Marthinus Arruan,S.Pd
Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan UNMUL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar tidak selalu dilakukan di dalam ruangan kelas berdasarkan rancangan tertentu tetapi ada kegiatan belajar yang dilakukan di luar ruang kelas tanpa mengikuti rancangan tertentu. Dengan kegiatan belajar di kelas secara konvensional siswa belajar untuk memenuhi tuntutan tugas dan rancangan dari guru. Tetapi masih begitu banyak aktivitas belajar yang tanpa mengikuti aturan pembelajaran yang dapat merangsang proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif, menyenangkan dan aman yang tercerminkan dalam desain instruksional. Artinya, siswa belajar sesuai dengan kemampuan.
Guru – guru sangat menyadari pentingnya motivasi di dalam membimbing belajar siswa. Berbagai teknik misalnya kenaikan kelas, penghargaan, peranan-peranan kehormatan, piagam prestasi, pujian, dan celaan yang telah dipergunakan untuk mendorong / memotivasi siswa agar mau belajar, adakalahnya guru mempergunakan teknik-teknik tersebut secara tidak tepat. Dari uraian di atas, ternyata kesadaran tentang pentingnya motivasi bagi perubahan tingkalaku manusia telah dimiliki, baik oleh pendidik, para orang tua murid maupun masyarakat.
1
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan uraian di atas, maka rumusan dalam makala adalah bagaimana cara penerapan motivasi dalam pembelajaran di sekolah ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Motivasi
Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut motivasi adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dan insentif.
Motivasi adalah suatu proses di dalam individu, (Soemato,2006:203). Sejalan dengan itu Mc Donald memberikan sebuah defenisi tentang motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan,(Soemanto,2006:203).
2
Dalam defenisi ini berisi tiga yaitu (1) motivasi dimulai dengan suatu perubahan dalam diri seseorang, (2) motivasi ditandai oleh dorongan afektif dan (3) motivasi ditandai oleh rekasi-reaksi mencapai tujuan. Kita berasumsi bahwa setiap peprubahan motivasi mengakibatkan beberapa perubahan tenaga di dalam sistem neuoro fisiologi. Orang yang termotivasi, membuat rekasi-reaksi yang mengarahkan dirinya kepada usaha mencapai tujuan.
Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita sebagai energi dari dalam agar yang kita inginkan terwujud.(Sofuan,2008) Jadi motivasi merupakan energi pendorong dari dalam diri manusia yang dapat menimbulkan keinginan dan ambisi. Banyak orang mempunyai ambisi dan keinginan tetapi tidak mempunyai inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya.
Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan,(http://id.wikipedia.org.wiki). Jadi motivasi adalah dorongan yang dapat membuat keadaan dalam diri individu yang memunculkan usaha dan kemauan yang terarah untuk melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Motivasi adalah keinginan untuk berbuat sesuatu, (Usman,2006;223), jadi motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang berprilaku. Motivasi merupakan proses psikis yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Motivasi ada yang bersumber dari dalam diri dan dari luar diri.
3
2.2.Komponen Motivasi
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (a) kebutuhan, (b) dorongan, dan (c) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Moslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan yakni a) kebutuhan fisiologis, b) kebutuhan akan rasa aman, c) kebutuhan sosial, d) kebutuhan akan penghargaan diri dan e) kebutuhan aktualisasi.Dorongan, merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Sedangkan tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku belajar. Kekuatan mental atau kekuatan motivasi belajar dapat diperkuat dan dikembangkan. Interaksi kekuatan mental dan pengaruh dari luar ditentukan oleh responden prakarsa pribadipelaku.2.3 Pentingnya Motivasi Dalam Belajar
Motivasi belajar tidak hanya penting bagi siswa tetapi juga guru. Pentingnya motivasi belajar bagi siswa sebagai berikut: 1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. 2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar 3. Mengarahkan kegiatan belajar 4. Membesarkan semangat belajar 5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar.
4
Pentingnya motivasi bagi guru sebagai berikut:1. Membangkitkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai
berhasil; membangkitkan, bila siswa tak bersemangat; meningkatkan, bila
semangat belajarnya timbul tenggelam; memelihara, bila semangatnya telah
kuat untuk mencapai tujuan belajar.2. Motivasi belajar siswa di kelas bermacam-macam; ada yang acuh tak acuh,
ada yang tidak memusatkan perhatian, ada yang bermain, disamping yang
bersemangat untuk belajar. Dengan bermacamragam motivasi belajar
tersebut, maka guru dapat menggunakan bermacam - macam strategi
mengajar belajar. 3. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara
bermacam-macam peran, seperti penasehat, fasilitator, instruktur, teman
diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, dan guru pendidik.4 Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis

2.4.Jenis Motivasi Para ahli ilmu jiwa mempumyai pendapat bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder.
2.4.1.Motivasi PrimerMotivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis, atau jasmani manusia.
5
Manusia adalah mahluk berjasmani, sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya. Di antara insting yang penting adalah memelihara, mencari makan, melarikan diri, berkelompok, mempertahankan diri, rasa ingin tahu, membangun, dan kawin. (Koeswara, 1989: Jalaludin Rachmat.1991)Menurut Freud insting memiliki empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek dansumber. Tekanan adalah kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku, semakin besar energi dalam insting, maka tekanan terhadap individu semakin besar. Sasaran insting adalah kepuasan atau kesenangan, kepuasan tercapai apabila tekanan enargi pada insting berkurang. Objek insting adalah hal-hal yang memuaskan insting, hal-hal yang memuaskan insting tersebut dapat berasal dari luar individu atau dari dalam individu. Sumber insting adalah keadaan kejasmaniaan individu.Insting manusia dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu insting kehidupan (life instinct) dan insting kematian (death instinct). Insting-insting kehidupan terdiri dari insting yang bertujuan memelihara kelangsungan hidup. Insting kehidupan tersebut berupa makan, minum, istirahat, dan memelihara keturunan. Insting kematian tertuju pada penghancuran, seperti merusak, menganiaya, atau membunuh orang lain.
2.4.2 Motivasi SekunderMotivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Menurut beberapa ahli, manusia adalah makhluk sosial. Perilakunya tidak hanya terpengaruh oleh faktor bilogis saja, tetap juga faktor-faktor sosial. Perilaku manusia terpengaruh oleh tiga komponen
6
a) Komponen afektif, komponen afektif adalah aspek emosional. Komponen ini
terdiri dari motif sosial, sikap dan emosi.b) Komponen kognitif, komponen kognitif adalah aspek intelektual yang terkait
dengan pengetahuan.c) Komponen konatif, komponen konatif adalah tekait dengan kemauan dan
kebiasaan bertindak.Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah suatu motif yang dipelajari. Ciri-ciri sikap (a) merupakan kecenderungan berfikir, mersa, kemudian bertindak, (b) memiliki daya dorong bertindak, (c) relatif bersifat tetap, (d) berkecenderungan melakukan penilaian, dan (e) dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah. Perilaku juga terpengaruh oleh emosi. Emosi menunjukkan adanya sejenis kegoncangan seseorang. Emosi memiliki fungsi sebagai (a) pembangkit energi, (b) pemberi informasi pada orang lain, (c) pembawa pesan dalam berhubungan dengan orang lain, (d) sumber informasi tentang diri seseorang.Perilaku juga terpengaruh oleh adanya pengetahuan yang dipercaya. Pengetahuan tersebut dapat mendorong terjadinya perilaku. Perilaku juga terpengaruh oleh kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan merupakan perilaku menetap, berlangsung otomatis. Kemauan seseorang timbul karena adanya (a) keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan, (b) pengetahuan tentang cara memperoleh tujuan, (c) energi dan kecerdasan, (d) pengeluaran enrgi yang tepat untuk mencapai tujuan. 7
2.5 Sifat Motivasi Motivasi seseorang dapat bersumber dari (a) dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi internal, (b) dari luar diri seseorang yang dikenal sebagai motivasi eksternal. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang, yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah, menghindari hukuman. Maslow dan Rogers mengakui pentingnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Menurut Maslow setiap individu bermotivasi untuk mengaktualisasi diri. Ia menemukan 15 ciri orang yang mampu mengaktualisasi diri. Ciri tersebut adalah (a) berkemampuan mengamati suatu realitas secara efisien, apa adanya, dan terbatas dari subjektivitasnya, (b) dapat menerima diri sendiri, orang lain, secara sewajarnya, (c) berperilaku spontan, sederhana, dan wajar, (d) terpusat pada masalah atau tugasnya, (e) memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang tinggi, (f) memiliki kebebasan dan kemandirian terhadaplingkungan dan kebudayaannya, (g) dapat menghargai dengan rasa hormat dan penuh gairah,(h) dapat mengalami pengalaman puncak, (i ) memiliki rasa keterikatan, solidaritas kemanusiaan yang tinggi, (j) dapat menjalin hubungan pribadi yang wajar, (k) memiliki watak terbuka dan bebas prasangka, (l) memiliki standar kesusilaan tinggi, (m) memiliki rasa humor terpelajar, (n) memiliki kreativitas dalam bidang kehidupan, (o) memiliki otonomi tinggi. 82.6. Motivasi Dalam Belajar Motivasi belajar ada yang instrinsik ada yang ekstrinsik. Sedangkan penguatan motivasi-motivasi belajar tersebut berada di tangan para guru pendidik dan anggota masyarakat. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain :2.6.1 Cita-cita atau Aspirasi Siswa Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembnagan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangn kepribadian. Cita-cita siswa untuk menjadi seseorang (gambaran ideal) akan memperkuat semangat belajar, dan mengarahkan perilaku belajar. 2.6.2 Kemampuan Siswa Keinginan seseorang perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Dengan didukung kemampuan, keberhasilan mencapai sesuatu akan menambah kekayaan pengalaman hidup, memuaskan dan menyenangkan hati anak. Karenanya kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.2.6.3 Kondisi Siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmana dan rohani mempengaruhi motivasi belajar.2.6.4. Kondisi Lingkungan Siswa Siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar itu berupa keadaan alam, tempat tinggal, pergaualan sebaya dan lingkungan sekitar.
9
Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat turut mempengaruhi motivasi belajar.2.6.5 Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan PembelajaranSemua unsur dinamis dalam proses belajar dan pembelajaran turut mempengaruhi motivasi belajar. Karena siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Untuk itu guru yang professional diharapkan mampu memanfaatkan semua unsure dinamis tersebut.
2.7. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa Intensitas pergaulan guru dan siswa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Karenanya sebagai pendidik guru harus dapat memilah dan memilih dengan memberikan tauladan yang baik untuk membelajarkan siswa.2.8.Upaya Meningkatkan Motivasi Dalam Belajar Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar seorang anak antara lain: 2.8.1 Optimalisasi penerapan prinsip belajarBeberapa syarat yang harus dimiliki seorang guru dalam upaya pembelajaran kepada siswa diantaranya, (a) guru telah mempelajari bahan pelajaran, (b) guru telah memahami bagian-bagian yang mudah, sedang dan sukar, (c) guru telah menguasai cara-cara mempelajari bahan, dan (d) guru telah memahami sifat bahan pelajaran. 10
Beberapa prinsip belajar di antaranya (a) belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar, (b) belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantangnya, (c) belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program tertentu, (d) sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, (e) belajar bisa menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya.
2.8.3 Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan PembelajaranUpaya optimalisasi tersebut antara lain (a) memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajarnya, (b) memelihara minat, kemauan, dan semangat belajar siswa, (c) meminta kesempatan pada orang tua siswa agar memberi kesempatan pada siswa mengaktualisasi diri, (d) memanfaatkan unsure-unsur lingkungan, (e) menggunakan waktu secara tertib, (f) merangsang siswa dengan penguatan.2.8.3. Optimalisasi Pemanfaatan, Pengalaman dan Kemampuan SiswaBeberapa upaya optimalisasi tersebut antara lain (a) menugasi siwa membaca bahan belajar sebelumnya, (b) guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa, (c) guru memecahkan dan mencari cara memecahkan hal-hal yang sukar, (d) guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidikkan keberanian mengatasi kesukaran, (e) guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi permasalahan, (f) beri kesempatan siswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekannya
11
2.8.4 Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar Beberapa cara mendidik dan mengembangkan cita-cita belajar antara lain (a) menciptakan suasana belajar yang menggembirakan, (b) mengikut sertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar, (c) mengajak serta orang tua siswa memperlengkap fasilitas belajar.

BAB III
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Motivasi sangat penting peranannnya dalam proses pembelajaran2. Guru harus membangkitkan motivasi siswa dalam pembelajaran.3. Cara membangkitkan motivasi belajar siswa ada bermacam-macam.









12
DAFTAR PUSTAKA
Soemanto, Wasty.2006.Psikologi Pendidikan:Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.
Jakarta: Renika Cipta.
Usman, Husaini. 2006. Manajemen: Teori,Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
http:/id.wikipedia.org/wiki/Motivasi. 21 Pebruari 2009.
Sofuan, 18 Maret 2008,Motivasi dalam Pengembangan Diri.http:/sofuan.co.id.

PTK IPA

PENINGKATAN PEMAHAMAN TERHADAP SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA” DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI ”MAKE –A MATCH” PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 004 SENGATA UTARA
TAHUN PELAJARAN 2009/2010


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Diterbitkannya Peraturan Menteri No 22 tahun 2005 tentang Standar Isi dan Peraturan Menteri No 23 tahun 2005 tentang Standar Kelulusan serta Peraturan Menteri No 24 tahun 2005 tentang pelaksanaan Peratuan Menteri No 22 dan 23 Peraturan Menteri tahun 2005 mewajbkan tiap- tiap sekoah untuk melaksanakan pembelajaran mengacu standar isi dengan menggunakan kurikulum yang disusun oleh masing masing satuan pendidikan yang kita kenal dengan Kurkulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP).
Salah satu mata pelajaran yang ada pada standar isi adalah mata pelajaran IPA, yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pebelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Standar Isi mata pelajaran IPA untuk SD;2006;19)


Kondisi pembelajaran IPA saat ini di SD Negeri 004 Sengata Utara, kurang memuaskan hal ini antara lain dimungkinkan karena penyajian materi menggunakan strategi pembelajaran yang kurang menarik, proses pembelajarannya masih konvensional transfer pengetahuan dari guru kepada siswa sehingga tidak membangkitkan motivasi, kreativitas, siswa sangat pasif dan hanya tergantung pada
guru, siswa merasa bosan, banyak siswa mengantuk dan tidak ada motivasi untuk belajar. Kurangnya inovasi dari guru saat terjadinya pembelajaran disekolah, sesuai dengan pendapat sekitar 80% siswa yang menyatakan bahwa pembelajaran kurang menarik (hasil penjaringan dengan angket). Faktor-faktor tersebut di atas dapat menjadikan hambatan kemajuan belajar siswa, dan nilai kognitifnya masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Tidak semua strategi cocok untuk semua bahan kajian. Salah satu strategi yang penulis pilih untuk mengatasi permasalahan yang ada menggunakan strategi Make-A Match. Make-A Match adalah bentuk strategi pembelajaran dengan teknik belajar mengajar Mencari Pasangan yang dikembangkan oleh Lorna Curran. Anita Lie dalam Herminanto Sofyan mengatakan bahwa make a match adalah permainan mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan .Yang mana pada strategi ini menciptakan suasana bermain sehingga diharapkan dapat mangatasi rasa ngantuk, rasa bosan, timbul suasana yang menyenangkan hingga dapat menumbuhkan gairah belajar.
Khususnya untuk meningkatkan kemampuan siswa di kelas V dalam memahami sistem pencernaan pada manusia, penulis mencoba menggunakan permainan Make-A Match melalui tulisan yang berjudul; ”Peningkatan Pemahaman Terhadap Sistem Pencernaan pada Manusia dengan Menggunakan Strategi Make-A Match pada Siswa Kelas V SD Negeri 004 Sengata Utara.





2

1.2 Identifikasi Masalah :

1. Rendahnya pemahaman kemampuan siswa terhadap materi pelajaran
2. Kurangnya motivasi siswa dalam belajara
3. Pembelajaran yang monoton
4. Pembelajaran didominasi guru

1.3. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
”Bagaimana cara meningkatkan kemampuan siswa kelas V SD Negeri 004 Sengata Utara memahami sistem pencernaan pada manusia dengan menggunakan strategi Make-A Match”

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui cara meningkatkan kemampuan siswa kelas V SD Negeri 004 Sengata Utara untuk memahami sistem pencernaan pada manusia dengan menggunakan srategi Make-A Match.
2. Mengetahui peningkatan kemampuan siswa kelas V SD Negeri 004 Sengata Utara memahami sistem pencernaan pada manusia dengan menggunakan strategi Make-A Match.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi siswa
1. Peningkatan hasil belajar siswa dalam sistem pencernaan manusia
2. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam memahami sistem pencernaan manusia



1.5. 2 Bagi guru
1. Peningkatan pembelajaran IPA menggunakan strategi Make-A Match.
2. Peningkatan profesional guru dalam melaksanakan pembelajaran dan hasil belajar melalui strategi Make-Match.
3. Peningkatan kemampuan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran di dalam kelas.
4. Peningkatan kemampuan guru dalam mengelolah kelas

1.5. 3 Sekolah
1. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas
pembelajaran dan kualitas sekolah secara umum.
2. Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk tetap mendorong dan memberikan
kesempatan kepada guru lainnya untuk melakukan inovasi pendidikan di sekolah


















BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori

Sistem pencernaan makanan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan dengan proses pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi untuk mengolah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap tubuh. Proses pencernaan terjadi pada karbohidrat, protein, dan lemak, sedandkan vitamin , mineral, dan air langsung diserap dan digunakan oleh tubuh. Urutan saluran pencernaan adalah : mulut-esofagus-lambung-usus halus-usus besar-rektum,dan berakhir di anus tempat pembuangan sisa/ampas pencernaan .Selain saluran pencernaan,pencernaan makanan juga dibantu ole kelenjar-kelenjar pencernaan,yaitu hati,pankreas,dan usus halus.

a. Rongga mulut.

Dalam rongga mulut terdapat lidah,kelenjar ludah dan gigi.Gerakan ludah berfungsi untuk membantu mencampur makanan dengan saliva dan mendorong makanan masuk ke esofagus.Kelenjar ludah didekat telinga,disebut glandula parotis, menghasilkan ludahberbentuk air yang mengandung amilase.Gigi manusia berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis .Pencernaan makanan diawali setelah makanan masuk rongga mulut. Di rongga mulut makanan dipotong-potong dan digiling menjadi ”berukuran kecil,dikunyah ,dan dibasahi ludah. Perubahan makanan dari bentuk besar menjadi kecil disebut pencernaan fisis,sedangkan diubahnya karbohidrat menjadi amilum oleh enzim amilase disebut pencernaan kimiawi.




5b. Esofagus (kerongkongan)
Kerongkongan berupa tabung otot yang panjangnya sekitar 25cm, memanjang dari akhir rongga mulut hingga lambung. Kerongkongan terdiri dari sepertga otot lurik dan otot polos bila terjadi kontraksi secara bergantian akan terjadi gerak peristaltik.Dengan gerak peristaltik ,makanan akan terdorong menuju lambung.
Menurut teori konstruktivis (sains depdiknas hal:9) satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat membeikan kemudahan untuk proses ini,dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide merekka sendiri ,dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut.

2.2 Strategi Make-A Match
Strategi pembelajaran merupakan rencana atau pola pembelajaran yang dapat digunakan untuk membentuk dan mengembangkan kurikulum, untuk mendesain pembelajaran (isntructional) dalam mata pelajaran tertentu (Rianto,2007 :11). Dalam hal ini strategi pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang mendiskripsikan prosedur yang sistimatis untuk mengorganisasikan pengelaman belajar dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu sesuai dengan standar kompetensi dalam kurikulum/ standar isi
Permainan MAKE_A MATCH (mencari pasangan) menurut Anita Lie dalam Herdian,S.Pd (http://herdy07.wordpress.com/2009/04/29). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atu topik dalam suasana yang menyenangkan .Pembelajaran dengan menggunakan permainan mencari pasangan yaitu beberapa kartu yang berisi konsep atau topik yang cocok , satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. Kartu dibagi kepada setiap siswa


setiap siswa memikirkan jawaban dari soal pada kartu yang dipegang ,kemudian jawaban
dapat dicari pada kartu yang tersedia.Setiap satu babak kartu dikocok lagi agar siswa mendapt kartu berbeda dari sebelumnya
Menurut Muhammad Faiq Dzaki http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009 langkah-langkah pembelajaran kooperatife Tipe Make a Match adalah sebagai berikut :1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok untuk
sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban)2) Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang
dipegang.3) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu
soal/kartujawaban)4) Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin5) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda
dari sebelumnya, demikian seterusnya6) Kesimpulan.
Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk badak berikutnya pembelaarn seperti babak pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru harus dapat membawa suasana pembelajaran yang kondusif,siswa betul-betul dapat menikmati proses pembelajaran tanpa ada beban.Suasana menyenangkan dapat diciptakan oleh guru dengan bentuk-bentuk permainan.Sistem pencernaan makanan pada manusia dapat diajarkan dengan menggunakan permainan kartu untuk mencari pasangan (strategi Make-A Match)

B. Hipotesis:
Penggunaan Strategi Make-A Match dapat meningkatkan kemampuaan siswa terhadap konsep sistem pencernaan makanan pada manusia.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dirancang pelaksanaannya dalam 2 siklus sedang masing-masing siklus melalui 4 tahapan kegiatan yakni : (1) membuat rencana tindakan ,(2) melaksanakan tindakan,(3)mengadakan pengamatan, dan(4) mengadakan refleksi.Dari hasil refleksi siklus satu,ditindak lanjuti dengan rencana tindakan pada siklus dua dan dilanjutkan untuk kegiatan siklus tiga diharapkan telah memperoleh hasil sesuai tujuan yang diharapkan.Untuk mengetahui kondisi awal sebelum pelaksanaan siklus 1, dilaksnakan pre tes yang hasilnya di gunakan sebagai masukan memasuki tahap perencanaan.

Adapun diskripsi kegiatan siklus adalah:
SIKLUS I
a. Rancangan Penelitian.
Pada tahap ini dimulai dengan mengadakan pertemuan, yakni dua guru yang terkait sebagai subyek penelitian membahas hal-hal yang perlu dilaksanakan, yakni:
1. Menemukan kesepakatan tentang masalah yang akan dipecahkan. Hasilnya berupa kesepakatan untuk mengangkat masalah bagaimana strategi menggunakan Make-A Match
2. Menyusun instrumen penelitian dan menyiapkan perangkat yang dibutuhkan sebagai berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, disusun dengan alokasi waktu 2 jam (2x30 menit) atau satu kali tatap muka, adapun SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) adalah sebagai berikut : Standar Kompetensi:
a. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia


Kompetensi Dasar :
1.4 Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 75. Dalam perencanaan pembelajaran disiapkan tiga RPP(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk tiga kali siklus tindakan yang
mana masing-masing dirinci mulai dari
kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan penutup (lihat lampiran...).
2). Kartu soal dan kartu jawaban yang dibuat terpisah (sebagai contoh terlampir).guru membuat potongan-potongan kertas kecil berukuran 5x15cm dan masing-masing potongan kertas di tulis pertnyaan dan sebagai jodohnya (potongan kertas yang lain) ditulis untuk jawabannya.
3) Lembar observasi : untuk guru dan untuk siswa (lihat lampiran ...)
4) Lembar evaluasi yang dilengkapi dengan kunci jawaban dan skor penilaian (lihat lampiran ...)

Perubahan yang diharapkan dari siklus I adalah terjadinya peningkatan interaksi siswa dalam proses pembelajaran yang akan berdampak pada peningkatan perolehan nilai hasil belajar dibandingkan dengan nilai pretes.

b.Tahap Pelaksanaan.

Siklus I dilasanakan selama 2 jam pelajaran (2x30 menit). Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagi berikut:
Melaksanakan kegiatan pembelaaran sesuai dengan rencana dan strategi pada RPP dengan tujuan pembelajaran sebagaia berikut; (1) siswa dapat menebutkan tiga organ penyusun sistem pencernaan pada manusia, (2) siswa dapat menjelaskan tiga fungsi organ sistem pencernaan makanan pada manusia, dan (3) siswa dapat membuat gambar sistem pencernaan makanan pada manusia secara berurutan.


Langkah-langkah kegiatan; (1) pendahuluan yang terdiri dari prasyarat dan motivasi, (2) kegiatan meliputi tujuh macam, yaitu diskusi kelas dengan membahas materi berdasarkan tujuan pembelajaran, menyiapkan kartu konsep, mebentuk kelompok, membagi kartu konsep, memasangkan kartu konsep, kartu dikocok ulang, dan menilai hasil belajar siswa, (3) penutup terdiri dari dua kegiata, yaitu siswa bersama guru membuat kesimpulan, dan guru mengevaluasi kegiatansiswa secara tertulis.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahapan ini kolaborator mengamati hal-hal berikut;
1. Kegiatan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, mengorganisasikan kegiatan, menjelaskan apa yang harus siswa lakukan, memonitor, mengulas kesulitan yan dihadapi siswa, memuji keberhasilan siswa, dan sebagainya.
2. Interaksi proses pembelajaran antara guru dan siswa, siswa dan guru, serta siswa dan siswa.
3. Suasana belajar, sikap siswa, motivasi dan keaktifan siswa terhadap kegiatan yang disajikan, caranya adalah mencatat semua kejadian/hal-hal yang berkaitan dengan objek yang diamati secara berkelompok.
Untuk merekam hal-hal yang diamati, dilakukan oleh kolaborator dengan menggunakan lembar observasi untuk guru dan siswa, dan lembar penilian hasil belajar siswa. Lembar observasi untuk guru dan siswa serta lembar penilaian hasil belajar (terlampir).

d. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini kolaborator mengumpulkan data yang direkam dalam instrumen penelitian yang digunakan, selanjutnya dievaluasi bersama pada waktu pertemuan. Adapun kriteria keberhasilan akan tanpak dari analisis data yakni perubahan sikap siswa yang semula pasif menjadi aktif, yang semula membuat kesalahan dalam


menyelesaikan tugas menjadi berkurang kesalahannya, para siswa aktif tidak ada yang mengantuk. Kegiatan pembelajaran tanpak menarik dan menyenangkan serta lebih didominasi oleh siswa. Selanjutnya hasil analisis data dikaitkan dengan kriteria keberhasilan, digunakan untuk menentukan rencana ulang perbaikan kelemahan yang ada pada pelaksanaan tindakan siklus berikutnya.

Siklus II

a. Rancangan Penelitian.

Pada tahap ini dimulai dengan mengadakan pertemuan, yakni dua guru yang terkait sebagai subyek penelitian membahas hal-hal yang perlu dilaksanakan, yakni:
1. Membahas hasil refleksi siklus I. Hasilnya berupa kesepakatan untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi Make-A Match
2. Menyusun instrumen penelitian dan menyiapkan perangkat yang dibutuhkan sebagai berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, disusun dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2x30 menit) atau satu kali tatap muka. adapun SK(Standar Kompetensi) dan KD(Kompetensi Dasar) adalah sebagai berikut:
Standar Kompetensi: 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.4 Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 75. Dalam perencanaan pembelajaran disiapkan tiga Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus II, tindakan yang masing-masing dirinci mulai dari kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan penutup (lihat lampiranuntk RPP siklus II).
2). Kartu soal dan kartu jawaban yang dibuat terpisah (sebagai contoh terlampir). Guru membuat potongan-potongan kertas kecil berukuran 5x15cm dan masing-

masing potongan kertas di tulis pertnyaan dan sebagai jodohnya (potongan kertas yang lain) ditulis untuk jawabannya.
3) Lembar observasi : untuk guru dan untuk siswa (lihat lampiran sama dengan lampiran siklus I).
4) Lembar evaluasi yang dilengkapi dengan kunci jawaban danskor peniaian (lihat lampiran siklus II).
Perubahan yang diharapkan dari siklus I adalah terjadinya peningkatan interaksi siswa dalam proses pembelajaran yang akan berdampak pada peningkatan perolehan nilai hasil belajar dibandingkan dengan nilai pretes.


b.Tahap Pelaksanaan.
Siklus I dilasanakan selama 2 jam pelajaran (2x30 menit) dengan membahas tujuan pembelajaran; (1) siswa dapat membedakan pencernaan makanan secara mekanik dengan secara kimiawi, (2) siswa dapat menjelaskan tiga fungsi enzim pencernaan makanan pada manusia, dan (3) siswa dapat menjelaskan proses penyerapan sari makanan pada usus halus.
Langkah-langkah kegiatan; (1) pendahuluan yang terdiri dari prasyarat dan motivasi, (2) kegiatan meliputi tujuh macam kegiatan, yaitu menyiapkan kartu konsep, diskusi kelas membahas materi sesuai tujuan pembeljaran, mebentuk kelompok, membagi kartu konsep, memasangkan kartu konsep, kartu dikocok ulang, menilai hasil belajar siswa , (3) penutup terdiri dari dua kegiatan, yaitu siswa bersama guru membuat kesimpulan, dan guru mengevaluasi kegiatan siswa secara tertulis.






12c. Tahap Pengamatan

Untuk merekam hal-hal yang diamati, dilakukan oleh kolaborator dengan menggunakan lembar observasi untuk guru dan siswa, dan lembar penilian hasil belajar siswa. Lembar observasi untuk guru dan siswa serta lembar penilaian hasil belajar, dengan hal-hal yang diamati sebagai berikut :

1. Kegiatan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, mengorganisasikan kegiatan, menjelaskan apa yang harus siswa lakukan, memonitor, mengulas kesulitan yan dihadapi siswa, memuji keberhasilan siswa, dan sebagainya.
2. Interaksi proses pembelajaran antara guru dan siswa, siswa dan guru, serta siswa dan siswa.
3. Suasana belajar, sikap siswa, motivasi dan keaktifan siswa terhadap kegiatan yang disajikan, caranya adalah mencatat semua kejadian/hal-hal yang berkaitan dengan objek yang diamati secara berkelompok.

Untuk merekam hal-hal yang diamati, dilakukan oleh kolaborator dengan menggunakan lembar observasi untuk guru dan siswa, dan lembar penilian hasil belajar siswa. Lembar observasi untuk guru dan siswa serta lembar penilaian hasil belajar, terlampir.


d. Tahap Refleksi

Refleksi dilaksanakn pada akhir pertemuan siklus II oleh peneliti dan kolaborator. Data yang menjadi dasar diskusi adalah; (1) hasil observasi untuk guru, (2) lembar observasi untuk siswa, dan (3) instrumen penilaian hasil belajar siswa.
Jika hasil refleksi menujukkan hasil yng memuaskan, maka kegia selanjutnya merencanakan tindakan untuk siklus III dengan mengadakan penyempurnaan terhadap kelemahan-kelemahan yang timbul pada siklus II.
13
B. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah kelas V semester 1 tahun pelajaran 2009/2010 sejumlah 41 orang daftar nama pada lampiran ... . Kolaborator dalam penelitian ini terdiri atas dua orang, yaitu (1) Sunarti, (2) Mujiono.

C. Instrumen penelitian

Dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian berupa ;
1. Lembar observasi untuk guru, digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung oleh kolaborator. Instrumen observasi guru berisi kegiatan guru, berupa; (1) memberikan salam dan memberi persiapan siswa, (2) memberi penjelasan langkah-langkah kegiatan, (3) memberi motivasi dan pengarahan dan pembagian kelompok, (4) membagikan kartu konsep pada setiap siswa, (5) aktif mengarahkan dan mengamati kegiatan siswa, (6) membimbing siswa dalam membuat kesimpulan, (7) menilai siswa yang maju mengemukakan pendapat, (8) menilai siswa yang aktif dan tidak aktif dalam kegiatan
2. Lembar observasi untuk siswa digunakan untuk mengamati kinerja siswa dalam proses pembelajaran. Tindakan siswa yang diamati berupa; (1) setiap siswa mengikuti pembelajaran dari guru, (2) siswa aktif mengikuti penjelasan dari guru, (3) siswa antusias membagi kelompok dengan bimbingan guru, (4) siswa aktif mencarai pasangan konsep berdasaran kelompok, (5) siswa bekerjasama dengan keompok regu, (6) siswa menyimpulkan hasil kegiatan kelomoknya, (7) siswa mencatat kesimpulan.
3. Angket siswa yang digunakan utnuk menjaring pendapat siswa tentang aktivitas pembelajaran, menyenangkan atau tidaknya PBM tersebut.
4. Penilaian hasil belajar, merupakan perankat soal dengan pokok materi Sistem pencernaan pada manusia (terlampir).


14
D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diinginkan, peneliti menggunakan lembar observasi, angket respon siswa, dan perangkat tes tulis. Observasi peneitian ini dilakukan secara langsung dengan menggunakan lembar observasi yang erdiri dari; (1) lembar pengamatan pelaksanaan kegiatan PBM, (2) lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru, dan (3) angket respon siswa.


E. Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari kolaborator yang berupa pengamatan pelaksanan PBM, pengamatan aktivitas guru dan siswa, dan respon dari siswa.Untuk mengetahui
(1) keterlaksanaan proses pembelajaran siswa dengan menggunakan Make-A Match (keaktifan siswa) menggunakan prosentase yaitu jumlah aktivitas yang muncul/terlaksananya/jumlah total keseluruhan aktivitas dikalikan 100%, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :

Prosentase tiap aktifitas = A/B x 100%
Keterangan :
A= jumlah aktivitas yang terlaksana
B = jumlah total keseluruhan aktivitas
(2) data pengamatan aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar dianalisis dengan menghitung prosentase (%), yaitu banyaknya frekuensi aktivitas yang muncul dibagi dengan jumlah total keseluruhan frekuensi aktivitas dikalikan 100%, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
Prosentase tiap aktivitas = A/B x 100%
Keterangan :
A = jumlah frekuensi aktivitas yang muncul dan teramai selama tiga kali tatap muka
B = jumlah total frekuensi ativitas
15
(3) data hasil respon siswa terhadap pelaksanaan PBM dianalisis dengan menentukan prosentase tiap option jawaban pada tiap aspek. Hal ini dilakukan denga cara membagi jumlah siswa yang menjawab option tertentu dengan jumlah seluruh siswa kemudian dikalikan 100%.

(4) data hasil belajar meliputi nilai hasil belajar siswa siklus I dan siklus II. Cara menilai tes dilakukan dengan mengacu pada rubrik jawaban soal.Data hasil belajar siswa kemudian dianalisis dengan terlebih dahulu menentukan standar keberhasilan siswa dan standar keberhasilan pembelajaran. Standar keberhasilan siswa dilihat dari penguasaan indikator/tujuan pembelajaran mencapai skor berdasarkan KKM (75%).

Jumlah tujuan pembelajaran yang dicapai
Ketuntasan belajar siswa = -------------------------------------------------- X 100%
Jumlah semua tujuan pembelajaran














16